
Menggunakan Pengalaman dan Bercerita untuk Meningkatkan Skill Public Speaking
Mengubah Persepsi
Seringkali ketika kita ditaruh dalam suatu posisi dimana kita harus tampil di atas panggung atau di depan audiens, kita merasa gugup ataupun mengalami demam panggung, baik itu ketika tampil ataupun jauh sebelum berdiri di depan audiens kita.
Tetapi perasaan tersebut memang lumayan natural. Pembicara yang kelihatan sangat mapan dan ahli pun, kemungkinan besar, merasakan hal tersebut juga. Kalaupun mereka sudah tidak lagi merasakan hal tersebut, itu merupakan hasil dari upaya mereka untuk membiasakan diri untuk bertampil dengan membangunkan kepercayaan diri mereka.
Ketahuilah bahwa tidak semua orang akan langsung punya bakat untuk berbicara di depan banyak orang. Justru sebagian besar dari pembicara profesional mulai dengan melatihkan dan membiasakan diri untuk bisa tampil dengan percaya diri.
Pondasi Belajar Melalui Pengalaman
Dalam proses mempelajari bagaimana untuk melawan rasa demam panggung, ada sebuah teori yang menyatakan bahwa proses pembelajaran itu bukanlah suatu hal yang linear, tetapi merupakan sebuah siklus. Kolb mendefinisikan bahwa ada 4 tahap dalam suatu proses belajar, yaitu: Pengalaman Nyata, Observasi Introspektif, Konsepsualisasi Abstrak, kemudian diteruskan dengan Eksperimentasi Aktif.
Melalui lensa teknik pelatihan tersebut, pelajar dapat menyadarkan diri akan hal-hal yang mungkin membantu mereka untuk melawan rasa gugup tersebut. Proses dimulai dengan pengamatan suatu pengalaman baru, atau pengalaman yang anda merasakan adanya hal yang berbeda dibanding sebelumnya. Dari situ, kita telitikan apa yang membuat pengalaman tersebut merasa berbeda dibanding pengalaman sebelumnya, ataupun dengan membandingkan situasi pikiran kita yang sebelumnya. Dari proses tersebut, kita bisa mencoba untuk membangkitkan beberapa ide-ide baru atau mengubah persepsi kita terhadap suatu konsep, dalam konteks public speaking, konsep yang dimaksud merupakan "bertampil di hadapan sebuah audiens". Setelah itu, cobalah lagi bertampil, kali ini dengan menerapkan pendekatan baru yang telah terpikirkan sebelumnya setelah melakukan analisa diri. Proses tersebut akan terus berlanjut hingga kamu bisa mempelajari dan merasakan dengan diri sendiri apa yang dapat membuat kamu merasa lebih percaya diri untuk tampil di hadapan sebuah audiens, apa yang bisa membantu perasaan gugup, dan apa yang mempengaruhi kamu secara negatif.
Jadi sebaiknya itu coba dulu untuk mendapatkan pengalamannya, baik itu di depan kelas dengan audiens yang kecil, maupun di depan sebuah pelatih.
Menaklukkan Demam Panggung
Sebelum lompat ke atas panggung, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi rasa demam panggung, beberapa dari metode tersebut ialah:
1. Latih Ulang Poin Utama
Dengan menyusupkan sedikit waktu untuk melatihkan poin-poin penting dan garis besar dari apa yang ingin di sampaikan, kamu bisa mengurangkan rasa kecemasan sebelum tampil. Feedback dari teman atau pengajar dapat membantu pula untuk mengurangi rasa demam panggungmu. Ingatlah untuk tidak sampai terpaku dengan latihanmu, seringkali hasilnya menjadi terlalu kaku. Tujuan dari pelatihan ulang poin-poin utama ialah untuk membiasakan diri secara garis besar apa yang ingin kamu bicarakan. Ada sebaiknya juga untuk tidak melakukan latihan pada jam terakhir sebelum tampil, gunakan waktu tersebut untuk menghilangkan rasa tegang.
2. Tarik Napas untuk Menenangkan Diri
Tarik napas yang dalam sekitar dua kali sebelum memulai dan ketika sedang tengah menyampaikan presentasi untuk membantu dalam menenangkan diri. Kecemasan dari demam panggung biasanya paling kuat sekitar permulaan presentasi, jadi berikanlah dirimu waktu beberapa menit untuk menenangkan diri. Ketika merasa cemas tengah tampil, perlambatkan dahulu tempo dari presentasimu, gunakan waktu ini untuk menarik napas di antara kalimat.
3. Bayangi Dirimu Berpresentasi
Berikan dirimu waktu untuk membayangkan dirimu melakukan presentasi sebelum melaksanakannya. Bagaimanakah tampilan yang bisa kamu anggap sebagai penyampaian yang sukses? Pikirkan bagaimana kamu akan menavigasi situasi-situasi yang mungkin akan muncul ketika berpresentasi. Fokuslah terhadap solusi, jangan menjebakkan diri dalam pikiran situasi buruk tanpa memikirkan bagaimana kamu bisa mengalihkan ataupun mencegah situasi tersebut. Pikirkan solusi-solusi yang dimana kamu bisa improvisasi.
Ambil Alih Bahan Bicaraan
Hal penting yang perlu diketahui dalam melakukan presentasi ialah bahwa topik yang kamu sangat kenali ialah topik yang akan paling gampang untuk kamu sampaikan. Karena itu, sebaiknya kamu berikan waktu untuk mengenali topik yang akan kamu sampaikan. Lebih baik lagi kalau kamu dapat menyambungkan topik yang akan kamu sampaikan dengan pengalaman pribadi. Dengan menyambungkan pengalamanmu, kamu dapat menyampaikan presentasi seakan-akan topik pembicaraan adalah bahian dari ceritamu sendiri.
Kamu juga bisa mencoba untuk merangkai sebuah alur penyampaian yang seakan-akan kamu sedang membuat poin-poin garis besar sebuah cerita.
Latihan Storytelling
• Narasi Singkat: Pada setiap awal sesi latihan, mulaikan dengan memberikan dua kalimat pembukaan yang berisikan dengan suatu pengalaman pribadi untuk membiasakan diri untuk selalu membuka presentasi dengan sebuah hook.
• Skenario Roleplay: Kalau ingin melatih penyampaian yang sesuai dengan kebutuhan suatu skenario, maka pelatihan roleplay dimana kamu memainkan suatu peran dapat membantu kamu membiasakan diri untuk menyampaikan presentasi sesuai dengan posisi yang ingin kamu perani, atau untuk membiasakan diri dengan bahasa yang biasa digunakan dalam industri tertentu.
• Berbagi Cerita Sekelompok: Dengan grup kecil, buatlah lingkaran dimana kalian saling cerita pengalaman pribadi. Dengan menyampaikan cerita pendek dalam bentuk suatu presentasi, kalian bisa menyampaikan sesuatu dengan lebih santai. Sementara, teman-temanmu dapat memberikan kritik dan saran sehubung dengan seberapa jelas penyampaianmu, atau mereka juga dapat menunjukkan pada saat apa kamu terlihat percaya diri ketika berbicara.
Hal Untuk Diperhatikan
Atur fokus kamu untuk perkembangan dirimu, jangan sampai yang diutamakan ialah penyampaian yang kamu bayangkan sebagai sempurna. Seringkali, ketika kesempurnaan merupakan hal yang diincar, hasil yang ada bakal menjadi penampilan yang berasakan kaku atau terpaksa.
Bagi pengajar atau pelatih public speaking, pahamilah teori siklus Kolb, dan dari situ ketahuilah di bagian apa murid kamu paling kuat menarik pelajaran agar kamu dapat merancang metode pengajaran yang sesuai kebutuhan mereka.
Leave a comment
Your e-mail address won't be published. Required fields are mark *