thumb

Jurus Juru Bicara Menghadapi Krisis Komunikasi

Published on 2024-02-16

Juru bicara mempunyai tanggung jawab besar dalam krisis karena menjadi tokoh sentral dalam memberikan informasi kepada publik. Sosoknya menjadi sorotan karena pernyataan dan sikapnya menjadi sumber berita, sehingga juru bicara harus mampu menyampaikan informasi dengan baik dan efektif kepada publik. Peran juru bicara sangat penting dalam menghadapi krisis dan butuh keahlian tersendiri bagi juru bicara dalam menghadapi krisis komunikasi. 

Berkaitan mengenai juru bicara, pada tanggal 16 Februari 2024 diadakan acara diskusi dwibulanan Saling Belajar di CPROCOM dengan tema “Role of Spokesperson in Organization” dengan fasilitator Assistant Professor SBM ITB, Dr. N. Nurlaela Arief, MBA dan Communication Director PT IMIP Dr. Emilia Bassar, M.Si.  

Diskusi dilakukan secara online via Zoom dan dihadiri oleh puluhan peserta yang mayoritas praktisi komunikasi di perusahaan dan instansi pemerintah. Melalui diskusi tersebut, Dr. Emilia Bassar mengatakan kalau juru bicara harus mampu menangkal disinformasi terkait perusahaan dengan fakta yang sebenarnya. 

“Seorang juru bicara tidak hanya memahami materi atau isu yang dibicarakan adalah paling penting bagaimana bisa menangkal mengelola spekulasi disinformasi mengenai organisasi atau perusahaan,” ungkap Dr. Emilia Bassar. 

Data yang diberikan kepada publik juga harus diberikan secara konsisten dan sesuai kebutuhan. Dengan begitu, informasi yang beredar tidak simpang siur dan menimbulkan narasi negatif di masyarakat. 

“Pada situasi krisis dibutuhkan jubir untuk sampaikan data yang akurat konsisten dan sesuai kebutuhan. Kita juga harus bisa melakukan kombinasi dengan source yang ada,” sambung perempuan yang juga menjabat sebagai Founder and CEO CPROCOM ini. 

Sementara itu, Dr. N. Nurlaela Arief, MBA atau akrab disapa Lala memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai penentuan juru bicara. Penunjukkan juru bicara berbeda di setiap instansi dan perusahaan.

Misalnya ada perusahaan atau kementerian yang menerbitkan SK untuk menunjuk siapa yang menjadi juru bicara ketika terjadi krisis. Ada pula yang sudah mempunyai pedoman yang di dalamnya sudah ada tata cara pemilihan juru bicara. 

“Meski begitu menurut hasil analisa kami tentang konteks juru bicara, biasanya mereka yang dipilih adalah seseorang yang kredibel dalam hal komunikasi, bisa mengkomunikasikan kepada khalayak sesuai dengan isu spesifik yang dialami perusahaan,” tutur Lala.

Adapun pemilihan juru bicara harus mempertimbangkan faktor likeability atau kesukaan dengan mengacu pada perspektif audiens atau publik. Tujuannya agar pesan yang bisa diterima dengan baik, karena publik biasanya akan mempertimbangkan siapa sosok yang berbicara selain isi pernyataan yang disampaikan. 

“Faktor likeability atau kesukaan audiens terhadap juru bicara juga menjadi pertimbangan. Faktor ini dibagi lagi dalam 3 faktor turunan yaitu attractiveness (daya tarik) baik secara fisik, gestur dan penampilan, credibility (kredibilitas) baik dari segi latar belakang pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dan congruence (kesesuaian) yakni sesuai dengan jabatan dan isu yang ditangani,” jelas Lala. 

Tahapan selanjutnya usai menentukan juru bicara mengenai 3 faktor tersebut, adalah cara berbicara di hadapan publik. terdapat sejumlah jurus yang harus dikuasai juru bicara ketika berbicara kepada publik. 

Juru bicara harus memastikan teknik komunikasi verbal dan non verbal dilakukan dengan benar saat memberikan pernyataan di ke publik dan wartawan. Pasalnya kedua jenis komunikasi tersebut bisa mempengaruhi narasi yang disampaikan kepada publik. Berikut poin-poin yang harus diperhatikan saat menjadi juru bicara: 


  1. Menyampaikan pesan-pesan utama yang berpusat pada sudut pandang audiens disertai dengan bukti yang meyakinkan. 

  2. Berkomunikasi secara efektif sesuai perspektif wartawan dalam wawancara media dan pertemuan publik. 

  3. Memberikan jawaban dengan kata-kata yang positif serta jujur apabila sebuah peristiwa masih dalam investigasi kepolisian dan aparat berwenang. 

  4. Pastikan gestur, mimik wajah, intonasi suara dan penampilan harus sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

  5. Hindari raut wajah atau gestur emosi ketika wawancara, dan hindari jawaban yang melantur seperti jawaban yang berisi informasi rahasia atau informasi yang tidak harus dibicarakan.

Kemampuan juru bicara dalam menghadapi krisis komunikasi menjadi kunci utama dalam meredakan situasi dan membangun kembali kepercayaan publik. Dengan persiapan yang matang, strategi komunikasi yang tepat, dan penyampaian pesan yang efektif, juru bicara dapat membantu organisasi melewati masa krisis dengan minim dampak negatif.

Forum Saling Belajar di CPROCOM rutin digelar secara gratis setiap dua bulannya. Follow akun Instagram resmi kami @cprocom, untuk mengetahui jadwal Forum Saling Belajar di CPROCOM dan program pelatihan komunikasi lainnya. 


Leave a comment


Your e-mail address won't be published. Required fields are mark *

Loading
Your comment has been sent. Thank you!